Tuesday, November 24, 2009

Silang budaya Melayu

Kaum Munda telah berjaya menyeberangi laut kecil tersebut dan mendirikan sebuah kerajaan di Batang Pane, Portibi, diduga peristiwa ini terjadi di akhir abad ke – 6. Kerajaan Munda Holing di Portibi ini telah menjadi mashur dan meluaskan wilayah taklukannya hingga kesebahagian besar pantai Sumatera dan Tanah Melayu.


Keadaan ini menimbulkan kemarahan kepada Maharaja Rajenderacola lalu beliau menyerang kerajaan Munda Holing dan negara pantai lainnyadi abad ke-9. Tenteara kerajaan Munda Holing yang di pimpin oleh Raja Odap-Odap telah ditewaskan oleh Rajenderacola dan berkuasa di seluruh daerah Batang Pane. Tunangannya Borudeakparujar telah melintasi Dolok Maela (sempena Himalaya yang didaki oleh nenek moyangnya) dengan menggenggam segumpal tanah di Portibi untuk menempah satu kerajaan baru (Menempah banua).

More

Budaya Melayu Dalam Kerajaan Pane

Pemakaian bahasa Melayu kuno tersebar di berbagai candi dan biara, baik di Palembang, Hulu Jambi, Muara Takus dan di beberapa biara di Padang Lawas (Kerajaan Pane) abad ke-11 M. Terdapat juga di batu nisan keluarga raja di Pasai (Minyak Tujuh) abad ke-14 M.


Tercatat pula bahwa Parameshwara, seorang pelarian bangsawan dari Palembang yang dikejar-kejar tentara kerajaan Majapahit, membangun negeri di Melaka dengan perlindungan Cina. Negeri itu menjadi bandar transit perdagangan di sepanjang Selat Melaka dan Laut Cina Selatan. Dilanjutkan sampai ke sentero penjuru Nusantara dan Asia Tenggara, sehingga Melaka menjadi bandar utama di dunia pada masa 1400 M.

Luasnya sebaran peradaban bangsa Melayu, yang beradaptasi dan tumbuh di berbagai penjuru dunia, tak hanya di Indonesia. Tapi juga di wilayah Afrika Selatan dan Asia Tenggara meliputi: Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Myanmar, Vietnam, Filipina, Kamboja, Srilanka, dan Madagaskar.

More

Kerajaan Pane dalam Legenda Putri Hijau

Tapi musibah kedua menimpa Haru ketika tentara Kerajaan Majapahit pada tahun 1350 M juga tiba dan menaklukkan daerah ini. Dalam kronik Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca disebut bahwa di samping Panay (Kerajaan Pane di Portibi), juga ditaklukkan Kampe (Kompai) dan Harw (Haru). Di hulu sungai Ular, masih ada kampung bernama “Kota Jawa” dan “Timbun Tulang” yang menurut legenda di teluk Haru menunjukkan adanya lokasi penimbunan tulang tentara Majapahit yang mati diracuni gadis-gadis setempat.


Setelah lepas dari cengkeraman Majapahit, Haru kembali berhubungan dengan Tiongkok. Pada tahun 1412 M, Laksamana Cheng Ho yang diutus Kaisar Tiongkok mengunjungi pulau-pulau di nusantara, singgah di Haru. Kunjungan itu mencatat bahwa penguasa Haru kala itu bernama Tuanku Alamsyah, putra dari Sultan Husin (raja sebelumnya). Cheng Ho, laksamana legendaris dari Tiongkok, mengangkut persembahan Haru untuk Tiongkok. Tercatat dua kali Cheng Ho singgah di Haru. Setelah itu ia tak pernah muncul lagi karena Tiongkok juga bergolak oleh perang dinasti yang tiada henti.

More

Simalungun

FANSUR

BARUS

 

Kotapinang

Kualuh

Bilah di Negeri Lama

Copyright © 2009 Fresh Themes Gallery | NdyTeeN. All Rights Reserved. Powered by Blogger and Distributed by Blogtemplate4u .